Disaat menuju jam-jam istirahat kelas seorang dosen berkata
kepada para mahasiswanya. “Mari kita buat satu permainan, mohon bantu saya
sebentar.”
Kemudian salah satu mahasiswi berjalan menuju pelataran
papan tulis.
Dalam sekejap sudah dituliskan semuanya oleh mahasiswi
tersebut. Ada nama tetangganya, teman kantornya, orang terkasih, dan lain-lain.
Dosen: “Sekarang silahkan coret satu nama diantaranya yang
menurut anda paling tidak penting!”
Mahasiswi itu lalu mencoret satu nama, nama tetangganya
Dosen: “Silahkan coret satu lagi.”
Mahasiswi itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan
seterusnya. Sampai pada akhirnya diatas papan tulis hanya tersisa tiga nama,
yaitu :
-nama orang tuanya.
-nama suaminya.
-dan nama anaknya.
Ruang kelas menjadi sunyi, semua mata tertuju ke arah dosen,
pikir mereka permainan telah usai.
Tiba-tiba keheningan ruang kelas itu terpecah saat dosen
berkata: “Silahkan coret satu lagi!”
Dengan perlahan-lahan mahasiswi itu melakukan suatu pilihan
yang amat sangat sulit. Dia kemudian mengambil kapur tulis, mencoret,,,, nama
ORANG TUAnya,
Dosen: “Silahkan coret satu lagi!”
Hatinya menjadi bingung. Tapi beberapa saat kemudian ia
mengangkat kapur tulis tinggi-tinggi. Lambat laun menetapkan dan mencoret,,,
nama ANAKnya.
Dan,,, terdengar isak tangis mahasiswi tersebut. Kelaspun riuh
rendah dengan berbagai macam suara dan komentar
dari para mahasiswanya.
Setelah suasana tenang kembali, dosen itu bertanya: “orang
terkasihmu bukannya,,, orang tuamu da anakmu?
Orang tua yang membesarkan anda,,,. Anak adalah anda yang
melahirkan,,,. Sedang suami itu, BISA DICARI LAGI...! tapi mengapa anda lebih
memilih suami sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan..??
Semua pandangan mengarah pada mahasiswi tersebut, menunggu
apa yang akan dijawabnya.
Setelah agak tenang, kemudian perlahan-lahan mahasiswi itu
berkata: “pada waktunya semua akan berlalu juga,,,
Orang tua akan pergi
dan meninggalkan saya,,,
Sedang anak jika sudah besar ia akan menikah dan
meninggalkan saya juga,,,
Yang benar-benar menemani saya dalam hidup ini hanyalah,,
suami saya.
Dan semua pun terperangah dengan jawaban mahasiswi tersebut.
Memang, dalam Islam setelah muslimah berkeluarga, maka
Suami yang paling utama dibandingkan ayahnya bahkan ibunya sekalipun...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar